BAB 1
MANUSIA CITRA ALLAH
Manusia sebagai citra Allah merupakan bentuk pengakuan iman yang paling
dasar dari manusia di hadapan Allah
Manusia sebagai citra Allah pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
- Manusia diciptakan secara UNIK dan BERBEDA-BEDA, sehingga keunikan dan perbedaan itu dipandang sebagai ANUGERAH dari ALLAH
- Manusia sebagai citra Allah, artinya manusia sebagai perwujudan dari gambar Allah
- Manusia dibekali dengan kemampuan yang berbeda-beda (unik)
- Manusia yang sadar akan keterbatasan dirinya, sehingga menempatkan diri secara benar dalam pergaulan bersama
- Manusia yang bersyukur atas segala anugerah Allah
A. Aku Citra Allah Yang Unik
Semakin kita menyadari keunikan dan keluhuran martabat diri, maka kita
semakin mampu menempatkan diri secara tepat dan benar di tengah sesama, dan
terutama di hadapan Tuhan.
Sikap Terhadap keunikan diri
Tiap manusia menanggapi keunikan dirinya secara berbeda-beda,
misalnya:
- Ada orang yang merasa kecewa
- Ada yang merasa bangga dan bersyukur.
- Ada yang menanggapinya secara positif,
- Ada juga yang menanggapi secara negatif.
Untuk Dipahami
• Dalam kisah penciptaan dikatakan bahwa manusia diciptakan sebagai citra
Allah, artinya manusia itu serupa dan segambar dengan Allah. Kata “serupa”
dan “segambar”, sekaligus melukiskan secara tepat bahwa manusia dan Allah
BERBEDA.
• Sejauh terlukiskan dalam Kitab Suci, istilah citra Allah itu hanya
dikatakan pada manusia, tidak dikenakan pada ciptaan Tuhan lainnya. Hanya
manusialah yang disebut citra Allah.
• Karena manusia diciptakan sebagai citra Allah, manusia memiliki
martabat sebagai pribadi: ia bukan hanya sesuatu, melainkan seseorang. Ia
mengenal diri sendiri, menjadi tuan atas diri sendiri, mengabdikan diri
dalam kebebasan, dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, dan
dipanggil membangun relasi dengan Allah, pencipta-Nya.
• Sebagai citra Allah, manusia sepantasnya memancarkan diri Allah. Maka
kalau Allah Maharahim, manusia pun harus penuh pengampunan; kalau Allah
Mahabaik, maka manusia pun harus bermurah hati. Sebagai citra-Nya, Allah
melengkapi manusia dengan
akal budi, kebebasan, dan hati nurani.
Kemampuan-kemampuan dasar itulah yang membedakan antara manusia dan
ciptaan Tuhan lainnya. Manusia adalah
ciptaan Allah yang bermartabat luhur.
B. TUGASKU SEBAGAI CITRA ALLAH
Sebagai citra Allah, manusia dipanggil untuk :
- Mampu memancarkan gambaran diri dan daya hidup Allah dalam pikiran, perkataan, dan perbuatannya sehari-hari.
- Manusia dipanggil untuk turut serta dalam memelihara, mengembangkan, dan menjaga keutuhan ciptaan Tuhan, agar berguna bagi keselamatan dirinya serta generasi penerusnya sesuai dengan kehendak Allah.
Untuk Dipahami
Sebagai citra Allah, manusia dipanggil dan
diberi tugas untuk:
- beranak-cucu dan bertambah banyak; memenuhi bumi dan menaklukkannya; dan
- menguasai ciptaan Allah lainnya (Kej. 1: 26-30).
Panggilan (Tugas manusia) yang agung itu perlu ditempatkan dalam
Konteks keselamatan yang dikehendaki Allah sendiri, yakni
keselamatan secara utuh dan terpadu (integral), tidak hanya
menyangkut diri sendiri, tetapi juga erat kaitannya dengan
ciptaan Allah lainnya. Oleh karena itu, manusia tidak dapat bersikap sewenang-wenang
atas kuasa dan tugas yang diberikan Allah itu.
Kuasa yang diberikan Allah itu sifatnya terbatas. Manusia tidak dapat
menjalankan tugasnya melebihi kekuasaan dan batasan yang diberikan oleh
Allah. Maka sesungguhnya egoisme, keserakahan
dan sikap acuh tak acuh terhadap kerusakan ciptaan Tuhan menjadi musuh
utama kita.
C. AKU MEMILIKI KEMAMPUAN
Panggilan untuk mengembangkan kemampuan dapat kita renungkan dari
perumpamaan tentang talenta, dikisahkan oleh Yesus dalam Matius
25:14-30.
Kemampuan yang ada pada diri manusia merupakan anugerah Allah,
Manusia harus bertanggung jawab terhadap pemberian Tuhan itu, dg cara :
berusaha keras mengembangkan kemampuan diri
tidak menyia-nyiakan anugerah itu, sehingga akan tumpul dan hilang
Temukan sikap-sikap yang tergambar dalam
perumpamaan tentang talenta! Sikap mana menurutmu yang bijaksana?
Jawab :
- Sikap penuh syukur
- Usaha dan kerja keras
- Setia dalam melakukan sesuatu, apapun tantangan yang dihadapi
Apa yang kamu pahami dari ungkapan pada ayat 29-30? Bagaimana tanggapanmu
terhadap pernyataan tersebut?
Jawab :
Orang yang memiliki hati yang penuh syukur maka akan berkelimpahan di
dalam hidupnya, sebaliknya apabila kita tidak memiliki hati yang penuh
syukur maka kita akan dicampakan ke dalam kegelapan yang paling gelap,
hinga akhirnya hanya ada penyesalan dan ratap tangis
Kemampuan kita dapat diketahui dengan cara
:
- melihat mata pelajaran apa yang cukup menonjol,
- keterampilan apa yang paling disenangi,
- kegemaran apa yang selama ini sangat disukai,
- memperhatikan komentar teman tentang dirimu.
Talenta atau kemampuan dapat kita kembangkan
dengan cara :
- melatih diri terus-menerus tanpa takut salah atau gagal;
- saling mengembangkan dalam suatu organisasi dg minat yg sama
- belajar dan berani bertanya kepada orang yang lebih berpengalaman.
Sikap yg harus dimiliki dalam mengembangkan
kemampuan diri :
- tidak mudah putus asa;
- tekun;
- disiplin;
- berusaha dengan keras;
- menyertakan Tuhan dalam setiap usaha.
D. KEMAMPUAN KU TERBATAS
Pesan Tuhan dalam Menghadapi Keterbatasan Dalam Kitab Suci Markus 4:
35-41 dikisahkan tentang keterbatasan yang dialami oleh para murid
Yesus dalam melaksanakan tugasnya.
Kisah tersebut memperlihatkan dan sekaligus mengajarkan, bahwa dalam
keterbatasan yang dimiliki, setiap orang dipanggil untuk kembali
mencari sumber kekuatan sejati, yakni Allah sendiri.
Keterbatasan kemampuan dapat membuat orang bingung, bahkan
menyalahkan Tuhan, seolah-olah Tuhan tidak peduli dengan nasib
mereka.
Di kalangan remaja, hal tersebut nampak dalam beberapa ungkapan
berikut:
- Mengapa saya tidak dilahirkan dengan wajah cantik/ganteng?
- Mengapa orang tua saya miskin?
- Mengapa saya tidak sepintar dia?
- Mengapa Engkau menciptakan aku dalam keadaan cacat?
Kita bisa belajar dari para murid Yesus. Ketika KITA tidak mampu
menghadapi tantangan dan kesulitan, KITA pergi mencari pertolongan
Yesus
Kisah Yesus meredakan angin ribut memberikan dua pesan
penting:
- Menguatkan keyakinan iman kita, bahwa dibalik keterbatasan yang dimiliki, kita dipanggil saling membantu dan bekerja sama satu sama lain untuk saling mengembangkan dan menyempurnakan.
- Allah mengajak manusia agar bilamana mengalami keterbatasan diri, ia harus mencari sumber kekuatan dan kesempurnaan sejati, yakni Tuhan Allah.
Sebagai citra Allah, sepantasnya manusia bersyukur kepada-Nya.
Manusia akan mampu bersyukur bila:
- Mampu mengagumi keindahan dan karya serta penyertaan Tuhan dalam hidupnya;
- Mengakui, bahwa apa yang dilakukan Tuhan tersebut sebagai cara Tuhan mencintai dirinya;
- Mengungkapkan dengan ibadat dan mewujudkan syukur dalam hidup sehari-hari melalui tindakan.
Kisah sepuluh orang yang mengalami penyembuhan atas penyakitnya,
memberi pesan agar kita :
- senantiasa bersyukur atas apapun yang dilakukan Allah terhadap diri kita.
- Kita diajak untuk tidak melupakan kebaikan Tuhan
Rasa syukur dapat diungkapkan melalui ibadat atau doa. Oleh karena
itu, sesungguhnya ibadat atau doa bukan lagi kewajiban, melainkan
kebutuhan untuk mengungkapkan rasa syukur itu.
Selanjutnya rasa syukur itu sebaiknya diwujudkan melalui tindakan
nyata dalam kehidupan sehari-hari seperti, berikut.
- menolong sesama yang menderita,
- berusaha hidup lebih baik,
- memelihara kehidupan itu sendiri, misalnya dengan menjaga
kesehatan, kebersihan, menjauhi obat-obatan terutama yang
dilarang, menjaga kehidupan orang lain, seperti yang dilakukan Sr.
Theresa yang menolong orang-orang miskin dan terbuang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar mengenai artikel ini
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.