Tahukah anda bahwa pada masa kepunahan dinosaurus sekitar 65 juta tahun
yang lalu, ternyata tidak semua hewan punah. Lalu hewan apa sajakah yang
bisa bertahan hidup sejak kepunahan massal dinosaurus tersebut? Ini dia data
dan faktanya
1. Platipus
Platipus adalah hewan semi akuatik yg banyak ditemui di bagian Timur
Australia dan Tasmania. Yang unik dari platipus adalah ia tergolong ke dalam
kelas mamalia namun ia berkembang biak dengan cara bertelur. Dikarenakan
bentuk paruhnya yang menyerupai bebek maka platipus juga sering disebut
dengan nama duck-billed platypus atau platipus berparuh bebek. pada
tahun 2008 para ahli paleontologi menyepakati bahwa platipus berasal dari
122 juta tahun yang lalu.
Pada bulan Juni 2020 yang lalu ikan yang diperkirakan berasal dari 150
juta tahun yang lalu ini pernah ditangkap oleh nelayan asal Musi
Banyuasin, Sumatera Selatan. Namun ikan raksasa yang terjaring oleh
nelayan lokal ini kembali dilepas-liarkan oleh camat setempat. Hal ini
berdasarkan peratuaran menteri kementerian lingkungan hidup dan kehutanan
nomor 20 tahun 2018 bahwa ikan yang memiliki nama ilmiah
himantura chaophraya ini adalah salah satu jenis ikan yang
dilindungi di Indonesia
3. Hiu Goblin
Hiu goblin atau Mitsukurin owstoni memiliki banyak keunikan. Karena
bentuk tubuhnya yang aneh dan unik inilah akhirnya membuat hewan
tersebut dikenal dengan sebutan dengan hiu alien. Moncong hewan ini
memiliki banyak sekali pori-pori yang disebut ampullae of lorenzini sehingga membuat hiu goblin mampu memiliki kecerdasan untuk mendeteksi
mangsa yang ada disekitarnya. Hiu goblin paling banyak di perairan
Jepang dan Taiwan. bagaimana dengan Indonesia? Apakah hewan ini juga
ditemukan di Indonesia? Pada 4 April 2019 sekelompok nelayan secara tak
sengaja menangkap 4 ekor hiu goblin di perairan Aceh Jaya
4. Belangkas (Ketam Tapal Kuda)
Hewan yang memiliki nama ilmiah limulidae ini berasal dari 450 juta
tahun yang lalu. Dalam dunia kesehatan darah biru pada hewan yang
berbentuk unik seperti kepiting ini memiliki kemampuan untuk
mendeteksi kontaminasi bakteri yang ada di dalam sebuah vaksin. Di
Indonesia belangkas merupakan salah satu satwa yang dilindungi
berdasarkan SK Menhut Nomor 12/KPTS/II/1987. Selain manfaatnya, hewan
ini juga bisa mengeluarkan racun yang sangat berbahaya bagi manusia.
Informasi yang diperoleh dari https://food.detik.com
menyatakan bahwa seorang wanita berusia 46 tahun di Thailand tewas
setelah menyantap belangkas yang baru saja ditangkap tidak jauh dari
rumahnya.
5. Buaya (crocodylidae)
Buaya atau crocodylidae merupakan salah satu dari sekian hewan yang
selamat saat terjadi kepunahan massal pada zaman kretasius sekitar 66,5
juta tahun yang lalu. Pada zaman kretasius bumi dipenuhi dengan buaya
raksasa seperti sarchosuchus, dirosaurus, deinosuchus dan lainnya.
Hingga saat ini terdapat sekitar 23 spesis buaya yang diketahui oleh
para ahli. Para ahli memperkirakan buaya telah ada di bumi sejak100 juta
tahun yang lalu. Habitat umum buaya adalah perairan tawar seperti
sungai, danau, rawa serta lahan basah pada umumnya. Selain itu dari itu
ada juga buaya yang hidup di air payau atau biasa disebut dengan buaya
muara.
6. Penyu Hijau (Chelonia mydas)
Penyu hijau atau Chelonia mydas dijuluki dengan sebutan penghuni semua
samudera di dunia. Diperkirakan ada di bumi sejak 208 hingga 145 juta
tahun yang lalu. Teknik bertahan hidup yang adaptif mampu
menyelamatkannya dari kepunahan global zaman kretasius. Hewan ini secara
alami akan berhibernasi ketika suhu dingin dan akan menggali diri
sendiri ke dalam lubang lumpur ketika suhu panas atau tidak normal. Saat
ini jumlah penyu hijau semakin berkurang karena banyak diburu untuk
diambil pelindung tubuhnya sebagai hiasan, telurnya sebagai sumber
protein tinggi dan obat-obatan juga dagingnya sebagai bahan makanan.
Beberapa orang percaya mengonsumsi daging penyu bisa menambah vitalitas.
Namun itu hanyalah mitos semata. Sebaliknya konsumsi daging penyu
berpotensi membawa penyakit kronis bila rutin dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar mengenai artikel ini
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.